Bank Mandiri optimistis dapat merealisasikan target KUR yang ditugaskan pemerintah

img ]

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank penyalur kredit usaha rakyat (KUR) optimis dapat merealisasikan jatah yang diberikan pemerintah. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk misalnya berhasil merealisasikan penyaluran KUR hingga Mei 2021 sebesar Rp 15,67 triliun. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha bilang nilai itu setara 50,57% dari kuota tahun 2021.

“Penyaluran KUR Tahun 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 132% dibandingkan dengan penyaluran KUR pada posisi yang sama di tahun 2020 sebesar Rp 6,74 triliun. Kualitas Portfolio KUR Bank Mandiri per posisi 31 Mei 2021 termitigasi baik dengan NPL sebesar 0,44%,” tutur Rudi kepada Kontan.co.id pada Jumat (18/6).

Ia optimis Bank Mandiri bisa mencapai target KUR yang ditugaskan oleh pemerintah sebesar Rp 31 triliun. Lantaran secara historis, realisasi KUR Bank Mandiri selalu mencapai 100% dari target yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

“Kami juga sudah menyampaikan permohonan ke Pemerintah dalam hal ini ke Kemenko Perekonomian untuk menambah Kuota KUR Bank Mandiri untuk Tahun 2021 ini. Untuk dapat mendorong penyaluran KUR dan memenuhi kuota KUR Tahun 2021, Bank Mandiri melakukan berbagai strategi,” katanya.

Baca Juga: Hingga akhir Mei 2021 Askrindo telah memberikan penjaminan kredit UMKM Rp 4,8 triliun

Ia merinci mulai dengan bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang merupakan nasabah/debitur di segmen wholesale Bank Mandiri baik yang bergerak di sektor produksi seperti pertanian, perikanan, dan industri pengolahan dalam hal off-taker dan rekomendasi penyaluran KUR atas mitra-mitranya maupun di sektor non produksi

Lalu, memperluas skema-skema produk di sektor produksi untuk komoditas tertentu di sektor pertanian yang menyesuaikan dengan kebutuhan masa tanam di mana pokok dan bunga dibayarkan pada saat panen.

Strategi lain, Bank Mandiri memanfaatkan platform digital Mandiri Pintar, sebuah aplikasi kredit berbasis smartphone berbasis Android. Ini merupakan terobosan Bank Mandiri dalam hal digitalisasi pengajuan kredit mikro produktif sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada nasabahnya sekaligus menggairahkan bisnis segmen UMKM.

Dengan Mandiri Pintar, Bank Mandiri membekali tenaga pemasar mikro atau yang biasa disebut Sales Generalis Produktif (SGP) untuk dapat langsung memproses pengajuan kredit melalui smartphone (Android) kepada nasabah dalam waktu yang lebih cepat. Jika sebelumnya pengajuan kredit memerlukan waktu 2-3 hari.

“Dengan menggunakan aplikasi Mandiri Pintar, maka keputusan kredit dapat diperoleh dengan waktu sekitar 15 menit setelah SGP mengajukan data debitur melalui Mandiri Pintar,” jelasnya.

Hingga Mei 2021, Bank Mandiri berhasil salurkan 50,57% dari kuota KUR tahun ini

img ]

ILUSTRASI. Karyawan pemasar mikro melayani nasabah yang mengajukan kredit mikro produktif dengan menggunakan aplikasi Mandiri Pintar di Bank Mandiri. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank penyalur kredit usaha rakyat (KUR) optimis dapat merealisasikan jatah yang diberikan pemerintah. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk misalnya berhasil merealisasikan penyaluran KUR hingga Mei 2021 sebesar Rp 15,67 triliun. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha bilang nilai itu setara 50,57% dari kuota tahun 2021.

“Penyaluran KUR Tahun 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 132% dibandingkan dengan penyaluran KUR pada posisi yang sama di tahun 2020 sebesar Rp 6,74 triliun. Kualitas Portfolio KUR Bank Mandiri per posisi 31 Mei 2021 termitigasi baik dengan NPL sebesar 0,44%,” tutur Rudi kepada Kontan.co.id pada Jumat (18/6).

Ia optimis Bank Mandiri bisa mencapai target KUR yang ditugaskan oleh pemerintah sebesar Rp 31 triliun. Lantaran secara historis, realisasi KUR Bank Mandiri selalu mencapai 100% dari target yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

“Kami juga sudah menyampaikan permohonan ke Pemerintah dalam hal ini ke Kemenko Perekonomian untuk menambah Kuota KUR Bank Mandiri untuk Tahun 2021 ini. Untuk dapat mendorong penyaluran KUR dan memenuhi kuota KUR Tahun 2021, Bank Mandiri melakukan berbagai strategi,” katanya.

Baca Juga: Hingga akhir Mei 2021 Askrindo telah memberikan penjaminan kredit UMKM Rp 4,8 triliun

Ia merinci mulai dengan bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang merupakan nasabah/debitur di segmen wholesale Bank Mandiri baik yang bergerak di sektor produksi seperti pertanian, perikanan, dan industri pengolahan dalam hal off-taker dan rekomendasi penyaluran KUR atas mitra-mitranya maupun di sektor non produksi

Lalu, memperluas skema-skema produk di sektor produksi untuk komoditas tertentu di sektor pertanian yang menyesuaikan dengan kebutuhan masa tanam di mana pokok dan bunga dibayarkan pada saat panen.

Strategi lain, Bank Mandiri memanfaatkan platform digital Mandiri Pintar, sebuah aplikasi kredit berbasis smartphone berbasis Android. Ini merupakan terobosan Bank Mandiri dalam hal digitalisasi pengajuan kredit mikro produktif sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada nasabahnya sekaligus menggairahkan bisnis segmen UMKM.

Dengan Mandiri Pintar, Bank Mandiri membekali tenaga pemasar mikro atau yang biasa disebut Sales Generalis Produktif (SGP) untuk dapat langsung memproses pengajuan kredit melalui smartphone (Android) kepada nasabah dalam waktu yang lebih cepat. Jika sebelumnya pengajuan kredit memerlukan waktu 2-3 hari.

“Dengan menggunakan aplikasi Mandiri Pintar, maka keputusan kredit dapat diperoleh dengan waktu sekitar 15 menit setelah SGP mengajukan data debitur melalui Mandiri Pintar,” jelasnya.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store DUKUNG KONTAN

More diversity in science? The minister says that Europe demands it

img ]

In the past year, there has been much discussion of a national action plan to provide more opportunities for scientists who are women, with immigrant backgrounds or who do not fit the traditional picture. A parliamentary majority urged the minister to soften her plan. The VVD was afraid of “sponsoring racism”, and other parties also felt that keeping “lists” of race and immigration background for students and staff was overstepping the mark.

At first, Van Engelshofen was unwilling to give up: “You still surprise me now and then at how much the pursuit of diversity in this society arouses resistance,” she sighed at the parliamentary debate. Her tone is now more diplomatic, according to a new Brief It responded to the critical proposals of the House of Representatives.

It may also be a factor in the fact that university councils participate Cash I came up with plans to display the cultural diversity of employees in a “stress gauge”. The five participating universities then suspended these plans.

But whether or not they are drafted diplomatically, their positions appear unchanged. The Minister writes that recording individual personal characteristics is in fact undesirable. She says it’s important to have “factual information” about bottlenecks in science regarding equal opportunity.

This is why it commissioned the Rathenau Institute to make a preliminary measurement based on existing data, without collecting new data on the staff’s ethnic or immigration background. If this produces too little, the new cabinet can always decide on “structural control”.

It also says it gives substance to other crucial parliamentary motions, but usually only by leaving the decision up to the institutions. About the SGP’s proposal that was passed against the arrival of more diversity officers, she wrote: “It is up to the organizations themselves to decide how to shape this function.”